Liturgi Ibadah 24 Mei 2020
- Kramat Jati
- May 24, 2020
- 10 min read
Tema : Beriman di Tengah Pertanyaan ( Habakuk 1 : 1 – 4 )
Pengkhotbah : Pdt. Wahyu Pramudya
1. SALAM
Shalom, mari mempersiapkan hati, pikiran dan jiwa kita untuk menikmati hadirat Tuhan hari ini bersama-sama.
Tuhan memberkati, selamat beribadah.
2. SAAT TEDUH
3. VOTUM
Pertolongan kita ialah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Ibadah ini dialaskan dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, Amin.
4. INTROITUS :
HABAKUK 1:2
Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepada-Mu : “Penindasan!” tetapi tidak Kau tolong?
5. PUJIAN : KAMI PERLU KAU TUHAN
KE MANAKAH KAMI MENCARI
KASIH SEJATI KE MANAKAH KAMI BERSERU SAAT BADAI DATANG MENDERU YANG KAMI TAHU HANYA KAU YANG MAMPU PULIHKAN S'GALA SESUATU
REFF : KAMI PERLUKAN KEAJAIBAN-MU KAMI BUTUHKAN SENTUHAN TANGAN-MU KAMI TAK DAPAT JALAN SENDIRI KAMI PERLU KAU TUHAN
Medley :
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Slalu kupercaya
6. DOA PEMBUKAAN
7. PENGAKUAN IMAN RASULI
Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa,
Pencipta Khalik langit dan bumi.
Dan kepada Yesus Kristus,Tuhan kita,
Yang dikandung daripada Roh Kudus,
lahir dari anak darah Maria
Yang menderita sengsara di bawah
Pemerintahan Pontius Pilatus,
disalibkan, mati dan dikuburkan,
turun ke dalam kerajaan maut
Pada hari yang ketiga
bangkit pula dari antara orang mati
Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha kuasa,
Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus,
Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
kebangkitan Tubuh
dan hidup yang kekal.
Amin."
8. PUJIAN : KU DIB‘RI KUASA DARI RAJA MULIA
KU DIB‘RI KUASA DARI RAJA MULIA MENAKLUKKAN MUSUH DI BAWAH KAKIKU KUPAKAI KUASA DARI RAJA MULIA BILA ALLAH ADA BERSAMAKU SIAPA JADI LAWANKU
SUNGGUH BESAR KAU TUHANKU ENGKAU PERISAI HIDUPKU KU BERDIRI DENGAN IMAN IMAN DALAM YESUS TUHAN
KAU YANG MEMB’RI KEMENANGAN KU BERSORAK MERAYAKAN TERPUJILAH ENGKAU RAJA S’GALA RAJA
9. PUJIAN FIRMAN TUHAN : BILA HATI TERASA BERAT
Bila hati terasa berat Tak seorang pun mengerti bebanku Kutanya Yesus apa yang harus kubuat Dia berfirman mari datanglah Dia selalu pedulikan aku Ku datang Yesus Dia pikul Sgala bebanku
Sujud di altar-Nya Kubawa hidupku Kutrima anugrah-Nya Dia ampuniku dan bebaskanku Dia ubah hidupku Bahrui hatiku sesuatu terjadi Saat datang di altar-Nya
10. Khotbah
Saudara-saudara bersyukur pada Tuhan yang boleh menghimpunkan kita untuk beribadah dan mendengarkan firman Tuhan pada hari ini. Mari, sebelum kita membaca dan merenungkan firman Tuhan Mari kita berdoa:
Tuhan kami datang kepada-Mu pada hari ini, kiranya roh-Mu yang kudus mencerahkan hati dan pikiran kami, sehingga kami bisa mengerti kitab suci dan lebih daripada itu hidup kami diubah oleh apa yang kami tahu berkati hamba-Mu yang berbicara dan berkata-kata biarlah ia menjadi suara Tuhan yang menyapa tiap kami pada hari ini di dalam nama Kristus kami berdoa Amin.
Saudara-saudara, saya mengajak kita untuk membuka Alkitab kita dari kitab (Habakuk 1:1-4), saudara-saudara saya akan membacakan bagi kita dari ayat yang pertama hingga ayat yang ke-4.
Habakuk 1:1-4 (TB)
1 Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk.
2 Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?
3 Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.
4 Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.
Berbahagialah kita saudara-saudara yang sudah membaca dan yang merenungkan firman Tuhan. Saudara-saudara ketika anak saya mulai bertumbuh merupakan sebuah sukacita tersendiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka pertanyaan-pertanyaan mereka biasanya sederhana, Itu binatang apa , Suaranya kok meong meong, itu warna apa namanya, pertanyaan-pertanyaan yang dengan mudah dapat saya jawab tanpa kesulitan. Tetapi, ketika mereka mulai bertumbuh besar dari saudara mereka mulai menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mudah misalnya mengapa laut warnanya biru, mengapa hujan turun dari atas ke bawah, untuk pertanyaan pertanyaan seperti ini saudara-saudara di zaman now syukurlah ada Google. Saya minta ijin bentar bagi anak-anak untuk ke kamar, saya memeriksa jawaban di Google dan kemudian memberitahu kepada anak saya yang akan memandang saya dengan kekaguman yang luar biasa papa kok pintar , papa kok tahu semua jawaban. Rasanya senang mendengar pengakuan seperti ini.
Saudara-saudara kehidupan berjemaat saya mulai menemukan juga bahwa ada beberapa pertanyaan yang tidak Googling saudara-saudara. Pak WP Kapan suami saya bertobat, Kapan istri saya yang lari dari rumah kembali ke rumah.
Pertanyaan- pertanyaan yang bahkan saya tidak akan ketemu jawabannya ketika saya memeriksa Google saudara-saudara.
Kalau ada jemaat punya pertanyaan yang tidak Googling seperti ini maka Jemaat boleh dan bisa bertanya kepada saya sebagai pendeta, misalnya beberapa waktu yang lalu ada yang bertanya sampai kapan pademi ini akan berakhir Pak, pak WP berdoa tanyalah kepada Tuhan dan nanti beritahu kami apa jawabannya.
Saudara, jika Jemaat bergumul dengan pertanyaan yang tidak Googling, mereka bertanya kepada saya sebagai pendeta lalu bagaimana seandainya saya sendiri punya pertanyaan yang tidak Googling saudara-saudara.
Ketika anak kami yang kedua besar sauadara-saudara, dia besar dengan keterlambatan bicara yang sangat jelas terlihat, usianya hampir 4 tahun pada waktu itu dan dia hanya bisa mengucapkan 4 kata Papa,Mama,Koko,mamam dan hanya itu kata-katanya yang ia bisa. Suatu kali saya membawa dia ke ulang tahun temannya saudara-saudara.
Saya, dia duduk di depan sementara saya mengamati dari belakang dan muncullah badut yang penuh keceriaan disambung dengan anak-anak badut itu membagikan banyak permen membawa hadiah dan dia bertanya Binatang apa yang suaranya meong meong nanti Pak Badut kasih hadiah, orang-orang semua mengangkat tangan segera sebelum diminta menjawab mereka sudah menjawab kecuali satu anak-anak, anak saya bukan karena dia tidak bisa mendengar pertanyaan itu tetap dia tidak bisa mengatakannya. Dan justru karna anak saya terdiam, maka pak badut itu memberikan mic itu ke anak saya.
Coba kamu yang diam saja Binatang apa yang suaranya meong meong, anak saya terdiam, saya tahu dia tahu jawabannya, Hanya dia tidak bisa mengatakannya karena Keterlambatan bicara nya. Menunggu beberapa detik tidak ada jawaban Pak badut mengalihkan Mic kepada anak lain yang dengan cepat menjawabnya, pesta pun meriah sementara anak saya berlari ke arah saya menangis di Pelukan Saya.
Saudara bayangkan kalau anda menjadi saya anda dan saya pasti punya pertanyaan Sampai kapan anakku seperti ini. Pertanyaan yang tidak Googling atau bukan jemaat punya pergumulan mereka boleh bertanya dan bisa bertanya kepada pendeta nya lalu bagaimana kalau saya sendiri punya pergumulan dan saya belum punya jawaban, tidak menyenangkan kan bukan saudara-saudara.
Dilihat sebagai seorang hamba Tuhan yang harusnya dekat dengan Tuhan tetapi punya pergumulan dan tidak punya jawabannya. Saudara itulah yang terjadi dengan Seorang nabi bernama habakuk yang tadi kita baca, ketika kitab ini dimulai saudara-saudara perhatikan Berapa banyak pertanyaan yang dia punya di ayat yang kedua, “Berapa lama lagi Tuhan aku berteriak tetapi tidak kau dengar aku berseru kepadamu penindasan tetapi tidak kau tolong, Mengapa engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan sehingga aku memandang kelaliman ya aniaya dan kekerasan ada di depan mataku perbantahan dan pertikaian terjadi.”
Bayangkan seorang nabi memulai kitab nya dengan rentetan pertanyaan situasi yang dia lihat sehari-hari dalam hidup orang Israel. Keadilan muncul terbalik saudara-saudara , orang benar dikalahkan oleh orang fasik atau orang jahat, dan saya rasa ini bukan pertanyaan nabi habakuk secara pribadi, seluruhnya orang Israel pun menanyakan pertanyaan yang sama dan Mereka bertanya kepada habakuk.
Lalu habakuk sang nabi juga tidak punya jawaban atas pertanyaan itu bukan saudara-saudara, Bayangkan anda seorang nabi penyambung lidah Allah dianggap dekat dengan Allah , tetapi anda pun tidak punya jawaban untuk begitu banyak pertanyaan yang terjadi. Saudara saya yakin seandainya Pak habakuk hidup sebagai hamba tuhan zaman now dengan gawai di tangannya, Seandainya dia hidup di zaman now yang WA (watsap) sudah ada pasti centang centang centang centung banyak pertanyaan dari jemaatnya dampak habakuk tidak punya jawaban.
Untuk pertanyaan-pertanyaan itu, tidak nyaman saudara-saudara hidup dengan tanda tanya yang tak terjawab, termasuk ketika kita dekat dengan Tuhan atau melakukan perjalanan pelayanan bukan?
Itulah sebabnya sauadara-saudara, habakuk Berseru dengan begitu banyak pertanyaan yang tak terjawab itu. tetapi syukurlah Tuhan menjawab pertanyaan sang Nabi di ayat yang ke 6 saudara-saudara, tertulis sebab sesungguhnya akulah yang membangkitkan orang kasdim bangsa yang garang dan tangkas itu yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman yang bukan kepunyaan mereka.
ya ini jawaban yang dinantikan orang Israel bersalah dan Tuhan akan mengirim orang kasdim untuk menghukum mereka jawaban yang dinantikan, jawaban yang di harapkan tetapi tunggu dulu, Bukankah orang kasdim lebih jahat dari orang Israel. Masa kah Tuhan yang suci itu memakai bangsa yang lebih jahat dari orang Israel untuk menghukum orang Israel, logikanya masuk di mana. masa kah orang menyapu lantai yang kotor dengan sapu yang lebih kotor. Masa kah orang tuanya ketika anaknya melakukan hal yang jahat memanggil preman kampung sebelah dan berharap preman kampung sebelah menghajar anak itu.
Ya jawaban Tuhan ini menimbulkan tanya yang lebih besar lagi. Bergumul menanyakan kehendak Tuhan, Tuhan menjawab. Tetapi Tuhan menjawab menghasilkan tanya yang lebih besar lagi, pak habakuk saja bertanya tentang itu apalagi jemaat pada umumnya.
Saudara-saudara tak mudah punya pergumulan menanyakan dan jawaban Tuhan bukan menyelesaikan semua pergumulan itu. Jawaban Tuhan justru memperbesar tanya itu, suatu kali seorang anak Tengah bercakap dengan ayahnya saudara-saudara, dia tanya papa sama beruang takut ngga ? bapaknya dengan cepat menjawab tidak takut, buat apa takut sama beruang. kalau sama harimau takut nggak pah, sang ayah segera menjawab, juga tidak takut, buat apa takut sama harimau. Dan ketika percakapan ini sedang berlangsung si Mamah yang lewat berhenti melipat tangannya dan mendengar pertanyaan-pertanyaan itu dan dia menanti pertanyaan yang terakhir. si anak melihat mamanya lalu bertanya kepada Papanya, Pa, sama harimau nggak takut, sama beruang nggak takut, kalau sama mama takut nggak? Sang Mama tersenyum mendengar pertanyaan anaknya dan menanti Jawaban sang papa. Sang Bapak lalu berkata kepada anaknya, Apa pertanyaanmu?
si anak menjawab, papa takut sama beruang atau takut sama harimau? sang ayah terdiam sejenak lalu dia menjawab pertanyaan. nak pertanyaanmu salah, anaknya menjawab salahnya di mana Pa, Tinggal jawab aja, takut atau tidak sama Mama kok salah pertanyaannya?
sang papa tersenyum dan menjawab tidak pantas nak menyamakan Mamah mu ini dengan harimau dan beruang. Saudara-saudara itulah yang dilakukan orang ketika mereka tidak punya jawaban, mereka menghindar, mereka lari. Dalam bahasa Jawa Timur sering dikatakan mereka ngeles atau tidak mau menjawab. tetapi syukur pada Tuhan saudara-saudara.
Ketika pak habakuk mengalami tanda tanya, Tuhan menjawab tanda tanyanya makin besar , dia tidak lari dari kenyataan, dia tidak meninggalkan pelayanan, dia tidak meninggalkan Tuhan.
Alkitab mengatakan di pasal yang ke 2 ayat yang pertama, aku mau berdiri di tempat pengintaian ku dan berdiri tegak di menara. Aku mau meninjau dan menantikan apa yang di firmankan-Nya kepadaku dan apa yang akan di jawabnya atas pengaduan ku.
Saudara di dalam pertanyaan kegelisahan yang makin lama makin besar, di dalam tanya yang makin membesar, habakuk berdiri di tempat yang paling tinggi pada waktu itu. Menara pengintaian sebuah tempat yang digunakan untuk melihat siapa yang datang dari luar sebuah tempat paling tinggi, yang juga kini dipakai habakuk untuk menanti jawaban Tuhan. Di dalam tanya yang membesar , habakuk tidak melarikan diri, tetapi dia justru mendekat, menanti jawaban Tuhan.
Saudara-saudara, tidak mudah diam dan menanti di tengah kegelisahan hati. Jauh lebih mudah melarikan diri dari kenyataan, menjadi pahit dengan Tuhan dan sesama dan berkata tidak ada lagi gereja-gereja an, tidak ada lagi Tuhan, tidak ada lagi pelayanan saya tinggalkan semuanya,
Di dalam ketidak mengertian habakuk tidak menghindar, dia tidak menjadi marah dan kecewa , dia tidak menggerutu terus-menerus tetapi dia menanti dengan penuh pengharapan bahwa Tuhan akan menjawab pertanyaan, dan saudara, ini yang terjadi di ayat yang keempat dari pasal yang kedua.
Tuhan berkata: Sesungguhnya orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Saudara, Tuhan tidak datang dengan jawaban saudara-saudara, Tuhan tidak datang dengan penjelasan, tetapi Tuhan menegaskan satu prinsip yang mendasar bahwa orang benar itu akan hidup oleh karena percaya, bukan karena melihat saudara-saudara, tetapi karena percaya bahwa di tengah malam yang gelap itu hati Allah tetap tertuju kepada umat-Nya.
Ketika kita belum bisa melihat tangan Tuhan bekerja, Tuhan sedang mengajar kita untuk percaya pada hati, pada hati seorang bapak. Dan di dalam pelayanan di dunia, Tuhan Yesus menggambarkan Bapak seperti apa yang memelihara kehidupan kita. Bapak yang memelihara burung di udara saudara-saudara, bapak yang mendandani bunga yang ada di taman dan kita lebih berharga daripada burung dan bunga itu bukan?
Ya ketika kita tidak bisa melihat tangan Tuhan bekerja, kita sedang di ajak untuk percaya hati Tuhan yang digambarkan Yesus seperti hati seorang bapak yang tentu sangat mengasihi anak-anak-Nya.
Dalam pergumulan kita di masa pandemi ini, kita mungkin belum melihat Tuhan menjawab doa kita, kita mungkin belum melihat situasi berubah dengan drastis dalam situasi seperti ini. Dengan tanya yang ada di dada, Tuhan sedang mengajar kita untuk percaya kepada hati Tuhan.
Ketika anak-anak kecil, saudara-saudara saya mengantarkan mereka ke sekolah kalau tidak ada pelayanan, suatu kali saya mengantarkan anak saya yang pertama masuk ke sekolah playgroup . Sudah dimandikan, sudah diberi makan, tapi masih ngantuk , sehingga saya menggendongnya dan menempatkannya di baris kedua,
Sementara saya nyetir di baris pertama. salah satu belokan terakhir saudara-saudara, secara tiba-tiba saya sadar jalan begitu macet dan saya baru teringat kemarin sudah ada pengumuman bahwa ada wisuda dan jalan hanya dibuka satu lajur dan itu pasti menyebabkan kemacetan. Ya namanya penyesalan saudara-saudara selalu datang belakangan kalau datang di depan namanya pendaftaran bukan. Lalu saya putar balik saudara-saudara, membuka HP saya menyalakan aplikasi Waze untuk mencari jalan yang lain dan saya mencoba menempuh jalan yang lain putar balik belok kanan ke kiri, nyari jalan yang lain dan saat itu terjadi anak saya tiba-tiba terbangun lalu dia melihat jalan dan berkata : "jalan ke mana ini Pa, ini bukan jalan ke sekolah."
Lalu saya jelaskan ke anak saya, bahwa jalan ke sekolah ditutup dan Papa harus mencari jalan lain, anak saya terdiam saudara-saudara, tetapi pada waktu perjalanan itu mulai memasuki jalan yang kecil ada banyak polisi tidur, anak saya mulai mengeluh dari belakang, papa ngerti nggak sih Jalan Surabaya, jalannya ini salah nanti aku terlambat gimana, dan karna dia begitu banyak mengeluh sehingga saya memintanya issssst diam !!
Anda tahu apa yang dilakukan anak saya, kalau nggak diam gimana, uuuuuuhhh pengen sekali saya ngangkat tangan saya kaya gini saudara - saudara, akhirnya dia diam saudara-saudara, Akhirnya perlahan-lahan sampai akhirnya dia tertidur. Sementara saya mengikuti panduan waze itu dan berhenti di satu tempat. Saya bangunkan anak saya dan saya katakan,"nak lihat, kita di mana?"
anak saya masih males-malesan berkata nggak mau, lihat kita di mana saya buka kaca dari depan saudara-saudara dan anak saya dengan males mengangkat kepalanya melihat lalu dia berteriak loh ini sekolahku, Kok bisa nyampe di sini, diambilnya tasnya saudara-saudara, dengan begitu semangat diacungkan jempol "Papa pintar, bapak baik."
Tanpa menoleh kepadanya dan berkata soal pintar dan baik nak sudah dari dulu.
Kadangkala kita seperti anak kecil itu saudara-saudara , ketika rute-rute kehidupan tidak seperti yang kita harapkan, rencana berantakan, prospek bisnis tidak bisa berjalan, situasi pandemi ini mengubah banyak hal, menempatkan kita dalam banyak kesulitan, kita marah, kita kecewa, karena kita belum melihat tangan Tuhan bekerja.
Padahal saudara-saudara, kita belum melihat tangan Tuhan bekerja, Tuhan sedang mengajar kita untuk percaya pada hati-Nya, beriman saudara-saudara juga berarti berani hidup dengan pertanyaan. Karena sadar walau belum melihat tangan Bapak pekerja, kita percaya kepada hati-Nya karena hati Bapa yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
Kita belum tahu kapan pandemi ini akan berakhir, kita belum tahu seburuk apa nanti, tapi satu hal yang kita tahu, hidup kita tidak lepas dari pemeliharaan Bapa yang di sorga.
Mari kita berdoa:
ditengah tanya yang menggelora di dada, kami datang kepada-Mu, ditengah rasa tidak mengerti yang ada di hati ya Kristus, kami datang kepada-Mu. Kini kami tahu berdasarkan firman-Mu bahwa beriman berarti berani hidup dengan pertanyaan karena kami tahu Tuhan Bapa kami yang di surga tidak pernah meninggalkan kami. Dekat erat kami dalam pergumulan kami Ya Tuhan, besertalah dengan kami. Amin
11. PERSEMBAHAN, Bernyanyi: AKU DI BERKATI
Kasih setia-Mu nyata bagiku Hikmat kebajikan tersedia bagiku S’bab Allah sanggup Limpahkan s’galanya Dan anug’rah-Nya sangat besar bagiku
Aku diberkati, aku dilimpahi Kar’na Allah sanggup untuk menyediakan Aku diberkati, aku dilimpahi Atas sempurna anugerah Tuhan bagiku
S’bab Allah sanggup Limpahkan s’galanya Dan anug’rah-Nya sangat besar bagiku S’bab Allah sanggup Limpahkan s’galanya Dan anug’rah-Nya sangat besar bagiku Aku diberkati, aku dilimpahi Kar’na Allah sanggup untuk menyediakan
12. DOA PERSEMBAHAN
13. WARTA
14. PUJIAN : DOXOLOGI
Puji Allah Bapa Putra
Puji Alllah Rohulkudus
Ketiganya Yang Esa
Pohon Slamat Sumber Berkat
Amin.
15. DOA BERKAT
16. PUJIAN : Amin… Amin…. Aminnn
17. Selesai
Comentarios