Tuntunan Ibadah Minggu 22 Maret 2020 (GKJ Season City)
- Kramat Jati
- Mar 21, 2020
- 9 min read
Salam
Shalom, mari mempersiapkan hati, pikiran dan jiwa kita untuk menikmati hadirat Tuhan hari ini bersama-sama.
Votum
“Pertolongan kita ialah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Dan tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Ibadah ini dialaskan dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin”
Ayat Panggilan Beribadah
Mazmur 28 : 6-7
Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku. TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.
Doa Pembuka Ibadah
Kepala Keluarga
Pujian Pembuka
KPPK 28 - MULIA
Mulia, sembah Raja mulia,
bagi Yesus s'gala hormat, sembah, puji;
Mulia, Tuhan Mahakuasa,
dari sorga terdengarlah kidung pujian.
Tinggikan dan muliakan Nama-Nya Yesus,
puji Dia dan sembah Dia Kristus Sang Raja.
Mulia, sembah Raja mulia,
Raja atas s'gala raja, termulialah!
Pengakuan Iman Rasuli
Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa,
Pencipta khalik langit dan bumi; dan kepada Yesus Kristus,
Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus,
lahir dari anak dara Maria; yang menderita sengsara
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus
disalibkan, mati, dan dikuburkan; turun ke dalam kerajaan maut
dan pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati;
naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa
yang mahakuasa; dan dari sana Ia akan datang
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus dan Am,
persekutuan orang kudus, pengampunan dosa,
kebangkitan tubuh, dan kehidupan kekal. Amin.
Pujian Bersama
ALLAH SUMBER KUATKU
Hanya Kau milikku di surga
Tiada yang ku ingini di bumi,
Hanya Kau
Tak ku andalkan kekuatanku
Namun, yang pasti Kau tetap s'lamanya
Reff :
Allah sumber kuatku (3x)
Dan bagianku s'lamanya (Selamanya)
Pembacaan Alkitab
Lukas 22:39-46
22:39 Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia.
22:40 Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
22:41 Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
22:42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
22:43 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.
22:44 Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
22:45 Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita.
22:46 Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."
Pujian Pengantar Firman
KAU YANG TERINDAH
Kau yang terindah
Di dalam hidup ini
Tiada Allah Tuhan
yang seperti Engkau
Besar perkasa penuh kemuliaan
Kau yang termanis
Di dalam hidup ini
Kucinta Kau lebih dari segalanya
Besar kasih setia-Mu kepadaku
Reff:
Kusembah Kau, ya Allahku
Kutinggikan nama-Mu selalu
Tiada lutut tak bertelut
Menyembah Yesus Tuhan Rajaku
Kusembah Kau, ya Allahku
Kutinggikan nama-Mu selalu
Tiada lidah, tak mengaku
Engkaulah Yesus Tuhan Rajaku
Renungan Firman Tuhan
KEHENDAK-MU BUKAN KEHENDAK-KU (Lukas 22:39-46)
Hari-hari ini kita diperhadapkan dengan sebuah kenyataan yang tidak mudah untuk dihadapi. Inilah wabah virus Corona 19 yang telah menjadi topik pembicaraan di seluruh media komunikasi dan informasi Dunia saat ini. Bagaimana tidak, wabah yang telah menjadi pandemi ini telah merenggut ribuan nyawa, dan menginfeksi puluhan ribu manusia di seluruh dunia. Wabah berbahaya yang telah dikategorikan sebagai peristiwa luar biasa (PLB) ini telah menyadarkan seluruh lapisan masyarakat (dari berbagai strata sosial), bahwa kematian adalah sebuah kenyataan pasti. Kematian menjadi terasa sangat dekat dengan manusia, seperti bayang-bayang yang mengikuti kehidupan ini. Bayangkan saja, bahwa beberapa kota besar dari negara maju tengah berada dalam status LOCKDOWN. Bahkan negara kita sedang menerapkan gerakan SOSIAL DISTANCING, untuk menghambat penularan virus mematikan ini.
Ketika pemerintah kita mengumumkan bahwa virus Corona telah masuk ke Indonesia dan telah menginfesksi beberapa warga, ada kelompok masyarakat yang menanggapinya dengan tindakan sapu bersih pasar swalayan, apotik, pasar tradisional dan sapu bersih warung sembako (panic buying). Seolah-olah makanan dan obat-obatan adalah tempat bersembunyi yang sanggup membela nyawa mereka. Selain itu, ada pula kelompok pelaku bisnis yang sengaja mengais keuntungan panen raya ditengah kesulitan, dengan menaikkan harga (expensive selling) masker, antiseptik dan berbagai kebutuhan terkait alat pencegahan penularan virus Corona. Mereka sibuk memperkaya diri. Seolaholah kekayaan adalah tempat perlindungan yang sanggup menjaga nyawa mereka. Di lain tempat, ada pula orang yang melarikan diri ke luar negeri untuk mencari tempat yang aman untuk berlindung. Seolah-olah di bumi ini ada tempat yang paling aman untuk melindungi nyawa mereka. Inilah beberapa tanggapan dan tindakan yang keliru dari sebagian kelompok masyarakat kita.
Selain itu, wabah virus Corona telah mengubah setiap rencana dan angan-angan manusia untuk beberapa bulan ke depan. Sebut saja rencana berlibur ke luar pulau atau luar negeri. Semua tiket dan hotel yang telah dibeli, terpaksa direlakan hangus. Rencana memperluas usaha, diurungkan karena wabah melanda negeri. Keuntungan yang sudah di-depan mata, raib bak menguapnya embun di pagi hari. Rencana pernikahan dan perhelatan besar lainnya terancam batal atau gagal total. Kehidupan sosial beserta relasi yang biasanya terjalin akrab, harmonis dan tanpa ada rasa was-was, kini berubah menjadi hubungan yang kaku, antar seluler dan atau hubungan tanpa sentuhan. Pendek kata, banyak perubahan yang akan terjadi di hari-hari mendatang. Banyak peristiwa yang terjadi tak sesuai rencana kita.
Bagaimana tanggapan dan tindakan Kristus ketika IA harus mengalami pergumulan dan penderitaan terberat yang pernah IA rasakan, dan yang tidak IA sukai?
Nats kita Hari Ini mengangkat kisah Kristus di taman Getsemani. Kisah yang menjelaskan kepada kita, cara Kristus menanggapi dan bertindak atas pergumulan dan penderitaan yang harus IA hadapi. Apa sih penderitaan yang terberat bagi Kristus? Apakah penderitaan tubuh dan kematian jasmani? Sebelum peristiwa Taman Getsemani, Kristus sempat mengalami saat-saat yang menyenangkan, yaitu ketika IA menerima pujian dan sambutan gegap gempita dari khalayak ramai. Namun semua seruan “hosana, hosana, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” itu terasa sirna dalam sekecap mata, karena tidak lama lagi, orang-orang yang mengelu-elukan Dia akan mengadili Dia dan menyerukan “salibkan Dia! Salibkan Dia!” Inilah perasaan Kristus ketika berada di taman Getsemani. Perasaan sedih dan seperti mau mati dialami oleh Tuhan Yesus seorang diri. Mengapa Kristus merasa sangat menderita, hingga peluh-Nya menjadi seperti tetesan darah? Apakah karena penyiksaan tubuh-Nya? Apakah karena hukuman dan kematian-Nya di atas kayu salib? Tentu saja tidak! Meskipun IA sungguh akan merasakan kengerian siksa dan kematian di gantungan salib, tapi bukan itu ketakutan terbesar yang mengancam-Nya.
Ketakutan terbesar Kristus adalah keterpisahan dengan Bapa-Nya. Inilah kengerian yang mulai IA rasakan di taman Getsemani. Dapat dibayangkan, bahwa Kristus tidak pernah terpisah dengan BapaNya (dalam hakikat TRITUNGGAL), baik dalam kekekalan maupun dalam inkarnasi-Nya sebagai manusia. Resiko memikul dosa manusia tidak hanya derita tubuh dan kematian jasmani, tapi terutama resiko terhilang dari Bapa. Keterpisahan manusia dari Allah yang harus dialami oleh Kristus, sehingga hubungan manusia yang terputus dengan Allah, dapat dipulihkan kembali. Hanya melalui keterpisahan Kristus dengan Bapa. Penderitaan terberat ini yang akan dialami-Nya. Meski hanya berlangsung selama tiga hari (sebelum kebangkitan), namun sungguh mengerikan. Inilah penderitaan terhebat yang melampaui derita siksa tubuh dan kematian jasmani-Nya. Sungguh Kristus berada dalam keadaan yang tidak memberi pilihan lain kepada-Nya, selain datang kepada Bapa, bersekutu dengan Bapa dan melakukan kehendak Bapa.
Tanggapan dan tindakan Kristus patut menjadi teladan bagi kehidupan orang percaya, saat menghadapi kesulitan di hidup ini.
Bagaimana tanggapan dan tindakan kita sebagai orang percaya, tatkala kita menghadapi keadaan seperti peristiwa yang saat ini tengah melanda hidup kita? Allah menghendaki orang percaya melakukan beberapa hal saat menghadapi pergumulan dan kesulitan di hidup:
1. HARUS TAHU BAHWA KEHENDAK ALLAH BERADA DI ATAS SEGALANYA
Manusia boleh punya rencana dan kehendak atas masa-depan hidupnya. Tapi apa yang harus kita lakukan, ketika semua berubah dan seolah menjadi porak-poranda? Ketika semua rencana indah itu harus tertunda untuk sementara waktu, atau kandas di tengah jalan? Tuhan Yesus sungguh sadar dengan misi penyelamatan yang harus IA kerjakan. IA bisa meminta kepada Bapa, agar cawan dosa dan murka Allah Itu tak diminum-Nya. IA bisa menawarkan opsi penyelamatan dengan cara berbeda. Misalnya dengan cara menderita tubuh dan mati secara jasmaniah saja. Tanpa keterpisahan dengan Bapa. Mungkin IA bisa menawarkan improfisasi demikian. Namun yang Kristus tahu adalah, bahwa tanpa menanggung dosa umat manusia, maka siksa derita dan kematian-Nya tak akan membuahkan keselamatan bagi manusia. Itulah sebabnya, dengan cucuran keringat darah, Kristus harus meletakan kehendak-Nya (improfisasi) di bawah kehendak Bapa, dan melaksanakannya.
Apa yang kerap kali menarik kita jauh dari kehendak Allah? Segala keinginan hati, mata dan tubuh ini selalu menarik kita dan menjadikan kita sebagai manusia yang memaksa Tuhan melakukan apa yang kita kehendaki. Contoh dalam situasi saat ini; ada beberapa kelompok usia milenials yang ingin tetap melakukan aktifitas pekerjaan dan kesenangan mereka seperti ke mall, nongkrong di kafe dan lain sebagainya. Semua ingin dilakukan seperti hari-hari biasa, dengan anggapan bahwa mereka masih muda dan punya daya tahan tubuh yang bagus. Sebagian dari mereka mungkin akan berkata; “sebelum kami keluar rumah, kami telah berdoa puasa.” Mereka membawa-bawa doa dan nama Tuhan untuk memenuhi kehendak atau kesenangan hati sendiri. Dengan anggapan, bahwa kuasa darah Kristus akan melindungi saat mereka beraktifitas di luar rumah seenaknya. Apa yang terjadi tatkala mereka tertular wabah viris Corona? Atau apa yang terjadi jika mereka ditangkap oleh pihak berwajib, karena dianggap membahayakan orang lain? Apakah mereka akan menyalahkan pemerintah? Atau menyalahkan Tuhan yang tidak melindungi? Ini yang dinamakan hidup mengutamakan kehendak diri sendiri. Seharusnya DOA kita kepada Tuhan, menjadi sarana untuk mengamini keinginan hati TUHAN. Bukan untuk mewujudkan keinginan hati kita.
Mari kita belajar seperti Kristus, yang meskipun mampu menyelesaikan misi penyelamatan dengan cara-Nya, namun IA meletakkan semua kehendak-Nya di bawah kehandak Bapa-Nya. Gunakanlah harihari ini sebagai kesempatan untuk menempatkan kehendak Allah, di atas kehendak diri kita.
2. HARUS DATANG DAN SEMAKIN MENDEKAT KEPADA ALLAH
Manusia harus tahu, bahwa hanya Tuhan satu-satunya tempat kita berlari dan menyandarkan segala harapan dan masa Depan hidup ini. Bukan berlari ke supermarket, pasar tradisional, warung sembako dan apotik untuk menyapu bersih seluruh makanan dan obat-obatan untuk menjaga nyawa kita. Tuhan Yesus yang notabene sudah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup-Nya saja datang mendekat pada Bapa. Mengapa kita tidak? Virus Corona menyadarkan kita, betapa rentan dan rapuhnya kehidupan dunia ini. Dunia dan segala yang ada di dalamnya tak bisa dijadikan tempat untuk berlindung. Itulah mengapa Tuhan Yesus tidak mengandalkan kekuatan-Nya. Tidak mengandalkan murid-murid-Nya dan tidak mengandalkan beberapa orang penting yang IA kenal (sperti kepala perwira Romawi, Nikodemus dari dewan Sanhedrin) untuk menenangkan diri-Nya. IA berlari dan menjumpai Bapa untuk berlindung.
Apa yang acap kali menarik kita dari kasih Bapa? Harta dan kekayaan dunia ini kerap menarik hati kita untuk condong kepadanya dan mengandalkannya. Memang untuk menghadapi kebutuhan sehari-hari, kita akan dipuaskan oleh fasilitas hidup dan uang yang juga adalah titipan Tuhan itu. Tetapi masalah yang terjadi kemudian adalah, kita menjadikan semua fasilitas hidup yang Tuhan percayakan itu sebagai tempat untuk berlindung. Oo saudaraku, disaat kekuatan ekonomi dan teknologi kedokteran negeri Tiongkok tak kuasa menghadang serangan virus Corona, disaat itulah manusia tahu, bahwa dunia tidak punya tempat teraman untuk bersembunyi. Terlebih saat wabah ini mulai mendunia (pandemi). Berapapun uang dan harta. Setinggi apa-pun pangkat dan jabatan. Sejauh apa-pun kota dan benua kediaman kita. Secanggih apa-pun teknologi kedokteran dunia. Tak ada yang bisa menghambat penularan virus ini. Meskipun kedekatan kita dengan Tuhan tidak serta-merta membebaskan kita dari bahaya virus Corona, tapi pasti memberi kekuatan iman kepada kita. Jika Hari Ini kita tidak tertular, itu karena kemurahan-Nya.
Mari kita belajar seperti Kristus, yang dalam segala keadaan, IA selalu bersekutu dengan Bapa-Nya di tempat yang tersembunyi. Itulah sebab, ketika pergumulan dan godaan datang, IA tahu apa yang harus dilakukan. Gunakanlah hari-hari ini sebagai kesempatan untuk semakin dekat, semakin menikmati dan semakin mengenal DIA. Inilah kehendak-Nya atas kita.
3. HADAPI DENGAN TENANG DAN KEKUATAN DI DALAM ALLAH
Perubahan cara hidup yang tiba-tiba menerjang, sedikit banyak dapat melemahkan semangat dan pengharapan hidup di dalam dada ini. Bayangkan saja bahwa cara kerja dan usaha kita akan terhambat dengan cara kerja yang berbeda dari biasanya. Produktifitas kerja dan usaha akan menurun seiring tingkat tenaga kerja dan bahan baku produk yang berkurang, dalam beberapa bulan mendatang. Ancaman tertular virus Corona masih akan terus membayang-bayangi keseharian kita. Berita tentang jumlah korban terpapar virus dan korban jiwa yang berjatuhan, akan terus meramaikan berita pesawat televisi dan gadged kita. Bahkan mungkin ada kenalan atau anggota keluarga kita yang terinfeksi virus ini. Semua fakta dan informasi ini secara tidak langsung akan menimbulkan kegelisahan atau paranoid di kalangan tertentu. Keadaan seperti ini menjadi bagaikan sebuah medan arena “tarung maut” yang tidak memberi banyak pilihan kepada kita, selain menghadapinya dengan kepala terangkat, atau kepala tertunduk. Sebagai contoh ketika kita berada dalam kemacetan lalulintas parah di tengah jalan toll. Sungguh tak ada pilihan keluar dari lintasan. Tak Ada pilihan untuk mundur kembali ke pintu masuk. Tak ada pilihan untuk lari dari kenyataan, selain tetap tenang dan menanti hingga keadaan lalulintas lancar kembali.
Saudaraku. Kemenangan Kristus atas pergumulan Terberat di hidup-Nya terjadi saat Ia berani menaklukkan kehendak diri-Nya di bawah kehendak Bapa! Tuhan Yesus bukan hanya tahu bahwa tidak ada jalan lain, tetapi Ia juga tahu bahwa itulah yang Bapa inginkan. Relasi-Nya dengan Bapa menjadi sumber ketenangan dan kekuatan-Nya untuk menghadapi segala tantangan hidup yang menanti-Nya dibalik taman Getsemani. Saat anak Tuhan menghadapi ujian seperti yang Yesus hadapi, ia harus berani menaklukkan segala ketakutan dan kekuatirannya, dengan menyerahkannya kepada Allah. Kita harus jujur kepada Allah, bahwa kita takut dan cemas. Hanya dengan cara inilah kita bisa masuk dalam pintu kasih karunia Tuhan yang menenangkan dan memberi kekuatan kepada kita. Saat itu kita akan tahu, bahwa Allah tidak pernah keliru menetapkan rencana dan kehendak-Nya atas hidup kita. Di saat ini kita dapat merasakan, bahwa kita tidak sendiri, karena Kristus pernah melakukannya bagi kita. Percayalah, bahwa waktu Allah mengizinkan kita memasuki medan arena “tarung maut”, Kristus akan hadir menyertai dan memampukan kita menghadapinya. Jangan pernah meragukan Dia.
Marilah kita belajar menjadi tenang (Mazmur 62:2), karena di dalam menjadi tenang kita akan melihat Allah yang berdaulat dan memegang kendali atas segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini. Kedaulatan Allah inilah yang menggerakkan kita untuk terus hidup dalam produktifitas tinggi. Tidak ada pilihan untuk berhenti dan lari dari kenyataan, selain terus maju dan berjuang bersama Kristus.
- GUNAKANLAH HARI-HARI INI SEBAGAI KESEMPATAN UNTUK MEMBUKTIKAN,
BAHWA KITA ADALAH ANAK-ANAK-NYA -
(GI. Pierre Tilaar)
Doa Firman Tuhan
(Kepala Keluarga)
Pujian Penutup
Besar anug'rah-Mu
Berlimpah kasih-Mu
Semakin hari,
s'makin bertambah
Besar anug'rah-Mu
Doa Penutup Ibadah
(Kepala Keluarga)
Comments